BENGKALIS (CN) – Maling sapi sejak beberapa bulan terakhir semakin merajalela, setidaknya sudah 4 ekor sapi milik peternak di pulau Bengkalis lesap digondol maling.
Pelaku yang ditengarai berjumlah lebih dari 2 orang tersebut menjalankan aksinya di tengah malam buta. pelaku terlebih dahulu “membantai” (sembelih) sapi yang dicuri di semak-semak atau di atas parit lalu diangkut dengan grobak.
Seperti kejadian sekitar 2 bulan lalu di Desa Kembung Luar Kecamatan Bantan, satu ekor sapi milik Yogi lesap dikebas begundal. Yogi baru sadar sapinya hilang sekitar pukul 10.00 WIB, saat dirinya usai meramban.
“Waktu mau saye kasi rumput rambanan saya, kok sapi dah tak ada,” ujar Yogi.
Awalnya Yogi tidak berprasangka macam-macam, dia lalu berkeliling sekitar kebun karet tidak jauh dari tempat dia mengikat sapi, namun sampai siang hari sapi miliknya belum juga ditemukan.
Beberapa warga setempat ikut membantu Yogi mencari jejak sapi, alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan darah berceceran tidak jauh dari tempat sapi diikat
” Ternyata sapinya dibantai dibawah pohon tak jauh dari tempat kami mengikat. Tak ada yang ditinggal, cuma tali pengikat leher,” kesal Yogi.
Ternyata tidak hanya Yogi yang mengalami nasib demikian, sekitar satu bulan setelah itu kasus serupa terjadi di Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis. Kali ini pelaku meninggalkan bagian perut sapi setelah terlebih dahulu dibantai diatas parit kecil.
“Pencurian ini sudah benar-benar meresahkan, kabar yang kami terima dimalam yang sama di Desa Kelebuk juga ada sapi yang hilang,” kesal Budi warga Desa Sungai Alam.
Seperti diatas angin, para bromocorah ini kembali menjalankan aksinya pada Kamis (19/1) malam tadi, satu ekor sapi milik warga Jalan H. Ilyas Desa Air Putih kembali menjadi korban, Seperti kejadian sebelumnya, kali ini pelaku meninggalkan bagian perut sapi.
“Mohon ada langkah-langkah dan tindakan tegas dari aparat terkait, maling sapi ini sangat meresahkan warga. Bertahun-tahun mereka pelihara sapi, tapi lesap dalam semalam,” harap Budi.
Sementara itu menurut H Zulkarnaen warga Desa Air Putih, bahwa salah satu langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk meminimalisir aksi pencurian serupa adalah dengan mengaktifkan kembali siskamling.
“Mau tak mau siskamling harus diaktifkan kembali di setiap desa. Selain meminimalisir aksi pencurian sapi banyak hal-hal negatif lain yang bisa kita antisipasi dari kegiatan siskamling ini,” sarannya. (Sb)