BANDAR LAKSAMANA, Classnews.id – Kelompok Tani (Poktan) Muhammad Nur di Desa Tanjung Leban kecamatan Bandara Laksmana menjadi tempat atau tujuan para peneliti dari berbagai universitas baik di dalam dan luar negeri menjadi tempat mereka menemukan solusi dari kerusakan gambut akibat dari kebakaran lahan. maka dilakukan restorasi untuk mengembalikan fungsi ekologis lahan gambut yang telah rusak.
Restorasi ekologi melalui revegetasi dengan program pemberdayaan masyarakat JICA Partnership Program (JPP). Program ini merupakan kerjasama antara JICA (Japan International Cooperation Agency), Kyoto University dan Universitas Riau.
Muhammad Nur berprofesi guru di SDN 07 Tanjung Leban mengapa dia ingin kembali menanam pohon pohon asli di desa tanjung leban berawal lahan yang dimilikinya (2.5 Ha) ditanami pohon sawit dan mengalami kebakaran lahan yang berulang kali.
” Lahan saya mulai ditanami pohon sawit belum sempat panen atau menghasilkan sudah dilalap api di tahun 2008 lalu dan saya tanam kembali juga terbakar dan saya frustasi dan Adanya program pemberdayaan masyarakat Partisipasi JICA Partnership Program (JPP) saya bentuk kelompok dengan penanaman pohon hutan terutama jenis pohon bintangor yang merupakan pohon asli tanjung leban ” kata Muhammad Nur, Sabtu (28/10/23).
Dengan bimbingan dari JICA Partnership Program dan Universitas Riau Muhammad Nur memastikan tanaman pohon yang bisa hidup di lahan gambut adalah jenis pohon hutan asli tanjung leban.
” Penanaman pohon hutan kami hadapi adalah masalah irigasi air dan apabila kita bisa mengatur ketersediaan air sampai di musim kemarau lahan gambut bisa ditanami jenis jenis pohon hutan dan kemudian jarak tanam pohon hutan ini harus lebih rapat karena saya bukan orang yang paham tentang ini jenis pohon hutan pernah tumbang akibat angin kencang,” kata M Nur kegiatan Green Aktion In Tapak Negeri Pesisir.
Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan revegetasi ini Masyarakat Peduli Gambut (MPG) Desa Tanjung Leban. Luas lahan yang menjadi areal penanaman adalah 28,4 hektar dengan jumlah tanaman sebanyak 23.450 batang. Jumlah tanaman tersebut terbagi menjadi 2
kategori yaitu tanaman jenis kayu alam dan tanaman jenis buah-buahan. pengelolaan lahan gambut berbasis tanaman local.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis mendukung pelaksanaan restorasi gambut berbasis desa dan kawasan melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), restorasi gambut di lanskap 2400 ha di Desa Tanjung Leban tata kelola air dengan pendekatan berbagi air,
Sementara itu Bupati Bengkalis tahun 2021 lalu launching Rumah Runding Restorasi Gambut Mangrove (3rgm) dan Wakil Bupati DR. H. Bagus Santoso melakukan Penandatangan Bersama dan Peletakan Batu Pertama Groundbreaking Pembangunan Monumen Coewater Sharing dan Bintangoers di dampingi tenaga ahli Gubernur Riau Bidang lingkungan hidup dan kehutanan Provinsi Riau Johny Setiawan Mundung.
Wabup mengungkapkan keunggulan utama dari lanskap rumah runding yaitu, dengan beragam aksinya telah dapat memitigasi potensi resiko kejadian kebakaran dan perlahan lanskap gambut menjadi kembali sehat/hidup (living peat).
Kemudian kata Bagus satu-satunya kolaborasi multipihak yang terintegrasi dan berkesinambungan hingga sekarang dalam upaya pemulihan permanen lanskap gambut tropika yang dilaksanakan pada lokasi yang terdegradasi akut (catastrophic condition) akibat kebakaran hebat berulang sejak awal tahun 2000 an.
Tidak hanya itu sambung Bagus, lanskap gambut rumah runding sebagai etalase ”show window” yang telah dimanfaatkan sebagai tempat pembelajaran, lokasi riset, refreshing alami oleh para pihak baik dari lembaga-lembaga dunia, regional, nasional dan lokal.
Dan terakhir sebagai modalitas menuju pengembangan ekonomi hijau karbon serta potensi-potensi ekonomi ramah lingkungan lainnya pada lanskap-lanskap gambut yang terlindungi dan terpulihkan secara permanen, jelas Bagus.
Pada kesempatan itu Wabup Bagus juga menyampaikan permasalahan abrasi yang setiap tahunnya terjadi di bibir pantai perairan mencapai sekitar 2 – 7 m/tahun, dimana abrasi yang kritis mencapai 121,5 KM, baru ditangani sekitar 40,863 KM, masih ada tersisa 80, 637 KM.
“Kolaborasi antara pemerintah daerah, provinsi dan pusat untuk bersama-sama mengatasi persoalan abrasi yang ada di Kabupaten Bengkalis ini, supaya ini cepat teratasi, harap Bagus.
Terlihat hadir pada acara tersebut, Plt Kadis DLH Kabupaten Bengkalis Ed Efendi, Kadis PMD Kabupaten Bengkalis Ismail, Plt Kadis sosial Kabupaten Bengkalis Hambali, Camat Bandar Laksamana Ade Suwirman, Mantan Deputi BRG Haris Gunawan dan tim Riset dari Universitas Kioto danTokyo Jepang yang membawa kru TV NHK, Pj Kepala Desa Tanjung leban Ahmad, Babinsa S Silaen dan Bhabinkamtibmas tanjung leban beserta masyarakat.