BENGKALIS,Classnews.id – Perjuangan pemuda desa Sekodi Bengkalis menggapai cita-cita melanjutkan pendidikan di Negara Taiwan tanpa adanya beasiswa dari pemerintah (mandiri) akhirnya berlabuh di lingkungan Istana Negara Kantor Staf Presiden (KSP) RI untuk mengikuti program Sekolah Staf Presiden (SSP) tahun 2023 di Jakarta.
Riska Saputra (26) anak pertama dari empat bersaudara pasangan Anasri dan Isnawati yang tinggal di desa Sekodi Kabupaten Bengkalis.
66.269 pemuda dari pelosok Indonesia yang mendaftar mengikuti seleksi akhirnya di terima 35 orang pemuda.
” Saya mengikuti seleksi SSP ini dari Taiwan secara online dan akan masuk SSP pada hari Senin (03/07/23),” kata Rika yang di dampingi Wabup Bengkalis Bagus Santosa berada salah satu hotel di Bengkalis, Sabtu (01/07/23).
SSP adalah suatu program inkubator kepemimpinan nasional yang dilaksanakan selama 14 hari untuk upskilling, reskilling, dan newskilling pemimpin muda daerah untuk jadi negarawan.Program ini di inisiasi Jenderal Muldoko Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) RI.
Melalui program Sekolah Staf Presiden, peserta akan belajar kerja-kerja strategis, taktis, serta praktis di lingkungan Istana Kepresidenan.
Pada saat mengikuti seleksi Riska Saputra harus mengajukan esai tentang solusi atas persoalan kepemudaan, kebangsaan, atau kenegaraan.
“Saya mengajukan esai tentang Marketplace guru program Menteri Pendidikan Nadim yang saya dukung dan ada beberapa kritikan tentang kualitas guru terutama di daerah terpencil (daerah 3T) yang internetnya tidak ada,” ujar Riska Saputra.
Pencapaian anak desa Sekodi ini yang mendapatkan gaweannya di KSP selain keinginan meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan juga mendapatkan dukungan doa restu dari kedua orang tuanya.
” Saya mendapatkan teguran keras dari bapak saya, setelah tamat mendapatkan titel S1 ( STAIN Bengkalis) kamu jangan berada di Sekodi pergi cari kerja di luar Bengkalis dan ini menjadi motivasi saya untuk belajar di luar negeri dengan mencari sumber informasi dari kawan kawan juga internet ,” kata Riska Saputra.
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China. Pribahasa ini yang sering kita dengar di bangku sekolah akhirnya dibuktikan Riska Saputra yang melanjutkan pendidikan di negeri Taiwan ( Cina) merupakan negara maju bidang Teknologi untuk mempelajari bahasa Mandarin.
” Saya mengambil sekolah Mandarin selama dua tahun dan setelah itu untuk mengupgrade pendidikan saya ambil S2 bidang Teknologi Pendidikan di kampus Nasional Central University (NCU) selama dua tahun.” kata Riska Saputra,MSc. Menyandang gelar S2 di bidang Teknologi Pendidikan.
Riska Saputra selama berada di Taiwan selain studi dia memanfaatkan waktu luang bekerja untuk mendapatkan penghasilan untuk biaya pendidikan.
” Dalam satu hari saya belajar atau studi terpakai 3 jam (pukul 9 – 11)dengan sisa waktu yang ada saya bekerja karena selama saya belajar bahasa Mandarin dengan biaya pertiga bulan Rp.15 juta selama dua tahun dan untuk S2 saya mendapatkan beasiswa dari kampus NCU mengambil program Network learning Technologi juga mendapatkan fasilitas laboratorium selain biaya pendidikan gratis,” terang Riska.
Selain itu Riska Saputra aktif diorganisasi terutama di Persatuan Pelajar Dunia yang berada di Taiwan dan juga di kampus NCU dan Riska Saputra juga mendapatkan kehormatan didaulat berpidato di saat Wisuda S2 kampus NCU mewakili mahasiswa dari luar negeri yang belajar di kampus NCU
” Saya mendapatkan informasi adanya lowongan di KSP dari kawan di persatuan pelajar dunia dan saya mendapatkan kehormatan pada saat wisuda memberikan pidato perwakilan mahasiswa internasional,” ujar Riska Saputra.
Riska Saputra selalu memberikan motivasi dan informasi ke adik adik mahasiswa yang telah ingin melanjutkan pendidikan dan bekerja di luar negeri terutama anak anak muda di Bengkalis tidak tergantung menjadi ASN atau honerer di pemerintah.
” Adik saya nomor dua sudah di Taiwan melanjutkan studi dan diterima di club sepak bola di Taiwan karena punya skill sebagai pemain bola dan dia sudah mandiri.” ujarnya. Riska Saputra berharap dapat membantu anak Bengkalis yang berkeinginan ke luar negeri baik mendapatkan pendidikan dan pekerjaan
Sementara itu Bagus Santosa, Wakil Bupati Bengkalis merasa bangga ada pemuda Bengkalis anak dari desa bisa bekerja atau berkarir di lingkungan Istana Kepresidenan.
” Ini kebanggaan kita dan juga menjadi motivasi generasi muda agar mengejar cita-cita untuk menuntut ilmu dan bekerja di luar negeri dan kembali ke Bengkalis dengan pengetahuan yang cukup dapat membangun daerahnya,” kata Bagus Santosa.