BENGKALIS ,Classnews.id – Pembukaan hutan alam untuk pembangunan jalan lingkar Barat Duri di Kecamatan Mandau mendapat sorotan dari Koalisi penyelamat hutan di Kecamatan Mandau.
Koordinator koalisi penyelamat hutan alam Balai Raja, Rendi Simatupang dalam rilisnya menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap kebijakan bupati Bengkalis yang telah membuka hutan alam perawan untuk dibangun jalan raya.
“ini bentuk keprihatinan kami saja artinya kami tidak menghambat pembangunan jalan lingkar yang sudah jadi program pemerintah kabupaten Bengkalis tetapi satu sisi kemungkinan ada alternatif lain agar hutan disini bisa jadi paru-parunya kota kita tetap terjaga,”ungkap Rendi Simatupang.
Dikatakannya hutan alam talang adalah hamparan hutan hujan tropis seluas 250 Ha yang vegetasinya masih terjaga sampai saat ini, memiliki keanekaragaman hayati yang utuh dengan spesies tumbuhan dan hewan yang sangat banyak. Hutan ini menjadi habitat Gajah Sumatera, Tapir, Beruang madu dan berbagai jenis burung.
Koalisi penyelamat hutan alam Balairaja ini dibentuk pada agustus 2015 dilandasi atas kebutuhan untuk membawa usaha perlindungan hutan talang menjadi lebih masif.
Sementara bupati Bengkalis melalui wakil bupati Dr. H. Bagus Santoso menanggapi persoalan terkait dengan Pembangunan Jalan Lingkar Duri Barat ( Jalin Durat) menyampaikan bahwa ruas jalan Duri – Dumai sejak tahun 2015 menjadi keinginan yang didambakan masyarakat karena padatnya lalu lintas melewati jantung kota Duri.
“Hampir setiap bulan memakan korban akibat kecelakaan. Disamping itu juga beban lintasan serta perkembangan pertumbuhan wilayah yang semakin melesat maju,”kata Bagus Santoso wakil Bupati Bengkalis, Rabu (13/9/2023).
Pembangunan tersebut terhambat karena pertama rencana jalan ada melewati SM Balai raja Kedua Trase Pembangunan jalan melewati aset Barang Milik Negara (BMN) milik PT. Pertamina Hulu Rokan.
“Pemkab Bengkalis terus berusaha keras untuk mewujudkannya. Alhamdulillah pada masa kepemimpinan KBS Kasmarni Bagus Santoso ada titik terang setelah KLHK mengeluarkan surat persetujuan. Insya Allah tahun 2023 pembangunan jalan akan terealisasi.,”katanya.
Terkait dengan keberlangsungan habitat flora dan fauna menjaga lingkungan tetap lestari Pemkab konsisten dengan menerapkan berbagai langkah pembangunan ramah lingkungan. Akan ada jalur Buffer Zone (parit Gajah) hingga jalur untuk hewan melata dan kera.
“Pemkab berkomitmen untuk mewujudkan semua lini pembangunan berjalan beriringan infrastruktur terbangun sehingga lalu lintas lancar begitu juga lingkungan tetap lestari,” tegasnya.