PEKANBARU,Classnews.id – Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah (declining rate) sumur-sumur existing lapangan minyak Minas, dari rata-rata 11% per tahun menjadi 6%. Pencapaian ini didapat dari penerapan Advanced Reservoir Management berbasis Artificial Intelligent (AI) Expert System, dalam melakukan evaluasi sumur-sumur produksi di lapangan minyak Minas, Wilayah Kerja Rokan di Riau. Penerapan teknologi tersebut berhasil memberikan nilai tambah (value creation) sebesar Rp 200 miliar rupiah, dari evaluasi 150 sumur lama, tanpa membor sumur baru.
Teknologi yang oleh para perwira pencetusnya disebut VENUS ini merupakan inisiatif lanjutan dari inovasi berkode e-MARS. VENUS adalah proses evaluasi sub-surface yang pertama di Indonesia bahkan di dunia berbasis Advance Reservoir Management (RM) dan Artificial Intelligence (AI).
“Dalam inovasi ini, pada prinsipnya kami mengintegrasikan data geologi dan geofisik (G&G) subsurface dan data dinamis sumur-sumur sekitar, dengan melihat lokasi injektor untuk lapangan waterflood Minas”, ujar Afrilia Elisa, Sr Petroleum Engineer PHR, Kepala Proyek Jumat (23/08/24)
Lisa menambahkan bahwa data-data tersebut kemudian dikalkulasi melalui AI Expert System yang mereka bangun, untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh dan serentak pada ratusan sumur di lapangan Minas.
“Walaupun sumur-sumur tua lapangan Minas telah berumur lebih dari 8 dekade, inovasi yang dilakukan para perwira PHR terbukti berhasil membuktikan bahwa teknologi dan cara berpikir baru dapat mengungkap cadangan terbukti (reserve) lapangan tua untuk diproduksi”, ujar EVP Upstream Business, Andre Wijanarko.
Andre menambahkan bahwa manajemen PHR mendukung upaya para perwira terutama generasi millenials, untuk terus berpikir kreatif dan berinovasi guna menciptakan terobosan terbaru untuk meningkatkan dan optimalisasi produksi serta efisiensi biaya sesuai dengan karakteristik lapangan masing-masing”.
Senada dengan Andre, Vice President Transformasi Digital SKK Migas, Rendra Utama, menyampaikan apresiasinya kepada PHR atas keberhasilan menciptakan terobosan inovasi VENUS (“e-MARS 2.0”) yang menjadi bukti keandalan teknologi digital untuk mendukung peningkatan produksi”
Lisa memproyeksikan hingga akhir 2024, Venus dapat membantu mengevaluasi hingga 300 sumur dari total 1500 sumur produksi di Minas, dengan proyeksi value creation sebesar Rp 450 miliar.
Saat ini, metode evaluasi Venus juga akan diterapkan di lapangan Bangko-Balam yang memiliki karakteristik serupa dengan Lapangan Minas, dengan jumlah sumur yang akan dievaluasi lebih dari 600 sumur.(rilis)