Classnews.id – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menaikkan status operasi di Papua menjadi siaga tempur. Hal ini buntut penyerangan yang dilakukan Kelompok Separatis Teroris (KST) yang mengakibatkan satu personel atas nama Pratu Miftahul Arifin gugur.
“Kita tetap melaksanakan operasi penegakan hukum dengan soft approach ya, kita tetap mendahulukan itu, dari awal kita sampaikan itu,” kata Yudo kepada wartawan di Lanud Yohanis Kapiyau Timika, Papua, Selasa (18/4).
“Tapi tentunya dengan kondisi yang seperti ini, khususnya di wilayah tertentu ya kita ubah menjadi operasi siaga tempur,” sambungnya.
Ia menjelaskan, siaga tempur ini bukan pertama kali dilakukan. Karena, siaga tempur ini juga dilakukan di Natuna. Sehingga, ia menaikkan status di Papua menjadi siaga tempur darat.
“Artinya ditingkatkan dari yang tadi itu soft approach menghadapi serangan yang seperti ini, yang seperti terjadi tanggal 15 April lalu,” jelasnya.
“Tentunya kita tingkatkan menjadi siaga tempur untuk pasukan kita. Sehingga, naluri tempurnya terbangun untuk itu,” sambungnya.
Pratu Arifin Gugur
Kelompok Separatis Teroris (KST) telah menyerang prajurit TNI di wilayah Kabupaten Nduga, Papua. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (15/4) sekira pukul 16.30 Wib.
Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, satu orang prajurit yang gugur atau meninggal dunia atas nama Pratu Miftahul Arifin.
“Panglima TNI turut berdukacita atas gugurnya prajurit terbaik TNI Pratu Arifin yang gugur pada 15 April pukul 16.30 Wib,” kata Julius kepada wartawan, Minggu (16/4).
Julius menegaskan, untuk prajurit yang gugur itu hanya berjumlah satu orang yakni Pratu Miftahul Arifin.
“Sampai pukul 14.03 WIB, informasi yang saya terima secara fisik baru satu orang, hanya satu orang atas nama Pratu Arifin,” tegasnya.
“Informasi yang lain belum kami dapatkan, karena kesulitan untuk mencapai lokasi karena cuaca tidak menentu,” sambungnya.
Selain itu, terkait dengan adanya kejadian ini. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan melakukan evaluasi bersama dengan anggotanya.
“Kemungkinan Panglima TNI ke depan adalah untuk melakukan evaluasi mendalam berkaitan dengan peristiwa ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas di wilayah Kabupaten Nduga, diserang oleh gerombolan Kelompok Separatis Teroris (KST).
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman membenarkan Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga diserang dan ditembak oleh gerombolan KST, Sabtu (15/4) Pukul 16.30 WIT.
“Akibat serangan dan tembakan gerombolan KST tersebut, masih belum diketahui secara pasti berapa korban Prajurit TNI yang meninggal dan luka-luka. Sampai saat ini masih dilaksanakan pemantauan, namun karena cuaca hujan dan berkabut sehingga belum bisa berkomunikasi dengan aparat keamanan yang berada di lokasi tersebut. Demikian pula upaya-upaya memberikan bantuan dan evakuasi tetap dilaksanakan,” ungkap Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, Minggu (16/4).
Dia meminta doanya semoga Prajurit TNI yang melaksanakan tugas negara dan juga melakukan pencarian pilot Susi Air diberikan keselamatan, perlindungan dan kekuatan, sehingga dapat kembali bertugas.***
Sumber : merdeka.com