Suci Sustari Merajut Usaha Dari Nol Mimpikan Rumah Jahit Lestari Setara Grameen Bank Banglades

DURI, Classnews.id – Kita semua punya mimpi. Tetapi, untuk membuat mimpi menjadi kenyataan, dibutuhkan banyak tekad, dedikasi, disiplin diri, dan usaha. Itulah petuah yang terpatri dalam benak Suci Sustari yang awalnya berprofesi sebagai guru mampu mewujudkan mimpinya didukung penuh suaminya dan keluarga juga menularkan mimpi-mimpi ke ibu-ibu rumah tangga yang berada disekitar tempat tinggalnya  dan bisa mendapatkan penghasilan menopang ekonomi keluarga.

Kedatangan rombongan wartawan yang difasilitasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan ke Rumah Jahit Lestari pada Kamis pagi (22/08/24) di jalan Hangtuah Duri menggunakan bus dan beberapa mobil disambut seorang perempuan paruh baya dengan ramah dengan sigap mengarahkan bus tersebut parkir di depan tempat usahanya Rumah Jahit lestari.

Sambutan Suci Sustari mendapatkan kesan yang mendalam bagi wartawan bahwa untuk membangun usaha dari nol kita harus melihat peluang yang ada disekitar kita terutama disekitar tempat tinggalnya tempat lalu langsung pekerja memakai pakaian safety dan disinilah Ia mendapat ide.

Tekad dan usaha yang kuat ditunjukan Suci melihat ada peluang usaha di bidang konfeksi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Coverall yang dibutuhkan oleh perusahaan perusahaan perminyakan ada di kota Duri. Walaupun Suci belum bisa menjahit sebuah baju atau pakaian.

Pada saat itu PT PHR WK Rokan sedang masa alih kelola dari CPI dan mendengar ada program atau bantuan dari PT PHR WK Rokan bagi pelaku usaha kecil dan Suci Sustari bersama Suaminya membuat proposal dan mencari Priawansyah, Analyst Social Perfomance PHR WK Rokan dan berharap proposal bisa diterima.

“Suci Sustari hampir 4 bulan mengejar saya agar proposal bantuan bisa di terima PT PHR WK Rokan,” ujar Priawansyah.

Sementara itu PT PHR WK Rokan dalam program CRS harus memilih milih proposal yang masuk termasuk proposal Suci Sustari tidak termasuk dalam penerima bantuan.

“Awalnya Rumah Jahit Lestari tak termasuk menerima bantuan karena saya tak percaya bantuan yang kami berikan selama ini ke masyarakat hanya ikut ikutan tapi karena tekat Bu Suci menanyakan proposalnya akhirnya saya berikan bantuan 5 mesin jahit dan lambat laun berkembang cukup pesat,” kata Priawansyah.

Rumah Jahit Lestari (RJL) akhirnya menjadi mitra binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Tapi Suci belum pernah atau menjahit sehelai pakaian. “menguatkan tekad untuk belajar secara autodidak membuat pola lewat video-video tutorial di YouTube Dan tak disangka Suci mengalami sakit terutama migrain dan vertigo karena dipaksakan harus bisa membuat baju sebagai model suami dan anak-anak. tiga tahun berselang, usahanya kini maju dan berkembang hingga meraup omset hingga Rp 600 juta per bulan dan ada mencapai 1 miliar perbulan omsetnya.

Pertama kali membangun usaha Suci sama sekali tak memiliki karyawan, semua ditangani dirinya bersama sang suami. Semua keterbatasan itu dilaluinya demi mengubah nasib dan masa depan yang lebih baik. Ia pun mulai mengontrak ruko yang hanya 1 pintu pada 27 Mei 2021 di kelurahan pematang Pudu.

“Merintis ini kami berbagi peran, suami yang jadi marketingnya, saya yang coba menyiapkan pesanan. Saya ingat betul, saat satu minggu buka ruko, datang mobil perusahaan ke sini dan memesan 42 pasang seragam kantor PT APS yang dikasih waktu hanya seminggu dan Suci masih baru belajar ia melibatkan ibu ibu sekitar lingkungan dan target pun tercapai.” kata Suci.

Dari situlah nalar guru saya ditantang, padahal saya sama sekali gak bisa menjahit lho saat itu, jadi saya minta contoh bajunya dan saya jiplak. Saya dibantu juga oleh penjahit penjahit di daerah sini akhirnya 42 baju pesanan itu selesai dalam seminggu,” kata Suci.

“Mereka pun puas dengan hasilnya, dari situlah saya bersemangat untuk lebih giat lagi memajukan usaha ini,” tambahnya.

“Sekarang anggota saya ada 84 orang dan 16 penjahit yang bekerja dari rumah mereka dan penjahit-penjahit kami juga disertifikasi,” terang Suci Sustari.

Rumah Jahit Lestari menjadi distributor baju-baju coverall yang merupakan APD (Alat Pelindung Diri) bagi pekerja lapangan perusahaan migas. Selain itu, ia juga mengembangkan produk UMKM hingga pernak-pernik busana Melayu.

“Dulu suami saya itu bekerja di perusahaan, namun setelah berhenti dan menganggur, kami mendapat cobaan finansial. Sehingga saya berfikir keras untuk memulai usaha ini, Alhamdulillah saat ini telah maju dan berkembang,” kenang Suci.

Sementara di sisi lain, dia tak melihat ada penjahit yang sudah membuat baju tersebut. “Ini peluang bagus. Karena paling tidak tiap pekerja memerlukan dua baju jenis tersebut dan berganti minimal sekali dalam setahun,” ujar Suci.

Rumah Jahit Lestari binaan PHR WK Rokan bersama mitranya Politeknik Negeri Bengkalis, perusahaan migas ini secara konsisten memberikan pembinaan hingga penyertaan alat-alat produksi melalui implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Pertama kali kerugian yang dihadapi mendapatkan mendapatkan orderan baju Coverall dalam jumlah yang banyak setelah jadi baju Anti Api tersebut tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan PT PHR WK Rokan.

“Akibat kejadian tersebut Suci Sustari pergi ke Singapura untuk mendapatkan bahan baku baju Anti Api yang sudah bersertifikat pada awal tahun 2022 lalu,” ujar Priawansyah lagi.

Kemudian hari demi hari dijalani Suci untuk terus belajar dan mengembangkan diri, hingga dirinya mahir dan membuka kelas menjahit gratis bagi warga setempat. Kini, sudah lebih dari seratus muda-mudi serta ibu rumah tangga yang punya keterampilan menjahit berkat pelatihan-pelatihan itu. Sebagian besar dari mereka saat ini bekerja dengan Suci untuk melayani pesanan di Rumah Jahit Lestari.

Saat mulai berkembang itulah, PHR WK Rokan lewat program TJSL-nya melakukan pembinaan yang masif untuk meningkatkan kompetensi dan memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasi.

Menjadi binaan PHR WK Rokan menurut Suci adalah suatu anugerah yang luar biasa, ia pun bercerita bahwa awalnya dirinya berusaha untuk bertemu dengan salah satu perwira PHR yang konsisten menjalankan program CSR.

“Awal-awal 5 unit mesin jahit dibantu, dari situ saya terus giat mengembangkan usaha ini. Dan mendapatkan bantuan mesin jahit dengan kapasitas konveksi bertambah 7 mesin jahit dan di tahun 2022 dapat bantuan 12 unit mesin jahit (,7 unit mesin jahit skala besar, mesin potong dan pasang kancing).Sekarang sudah maju berkat binaan PHR WK Rokan,kami turut berterima kasih atas pembinaan yang telah diberikan ini. Sehingga membawa perubahan bagi hidup saya, dan para karyawan yang saya pekerjakan,” tutur dia.

Kini, dalam sebulan Rumah Jahit Lestari mampu memproduksi 300 baju coverall. Dari situlah omzet Suci terus merangkak naik sudah mencapai 104 perusahaan yang memesan baju Coverall bahkan usaha Rumah Jahit Lestari tersebut kini sudah direplikasi di beberapa wilayah, seperti di Kabupaten Rokan Hilir.

Memperkerjakan Pemuda Disabilitas

Bagi Suci, hidup bukan semata-mata tentang uang. Tapi juga nilai kebermanfaatan dan kontribusi terhadap lingkungan sekitar. Saat ini, usaha Rumah Jahit Lestari didominasi oleh kaum hawa, dia menamakan program itu sebagai RJL Perempuan Hebat. “Para perempuan kita berdayakan di sini, saya juga punya anggota yang disabilitas. Mereka kita bina agar skillnya mapan dan dapat penghasilan yang maksimal,” ujarnya.

Peningkatan status Rumah jahit lestari sudah menjadi perseroan terbatas (PT) yang siap bersaing dan memanfaatkan pekerja lokal hasilkan produksi sampai finishing dan juga marketing dan promosi.

“Kita libatkan pemuda setempat terutama sablon dan labeling yang mereka semua diajarkan oleh suami saya dan pekerjaan tersebut berdasarkan pesanan (on call) dan bahagian QC (Qualiti control) pakaian pakaian tetap dilakukan dan kita melibatkan warga sekitar juga,” ujar Suci Sustari yang mengajak wartawan tour melihat aktivitas penjahit RJL di ruko sebelah.

Sekarang, bukan hanya sebagai penerima manfaat binaan PHR saja, Rumah Jahit Lestari juga setiap tahunnya memiliki program berbagi dengan menjahitkan anak-anak pesantren dan panti asuhan baju secara gratis. “Dari kecil saya juga dibiasakan berkontribusi bagi masyarakat sekitar. Saat ini sudah 300 baju kami berikan gratis kepada anak-anak panti asuhan dan pesantren dihari lebaran,” tuturnya.

TKDN 40 persen

Sementara itu Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bengkalis, M Afridon menjelaskan sedang melaksanakan sertifikasi 10 penjahit Rumah Jahit Lestari untuk memenuhi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) diartikan sebagai besaran atau nilai yang bahan dalam negeri yang terkandung didalam suatu produk.

“Kami punya target 2024 ini TKDN produk Rumah Jahit Lestari mencapai 40 % dengan itu bisa mengikuti tender pengadaan barang dan jasa di pemerintahan dan perusahaan swasta dan salah satu syarat harus penjahit bersertifikasi dan saat ini sedang dilaksanakan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” ujar Apridon dan juga ketua Tim pelaksana pemberdayaan ekonomi perempuan dan pemuda untuk 7 kabupaten pendamping UMKM.

Dari tahun 2022 terdapat 15 UMKM yang dibina oleh Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) dan PT. PHR WK Rokan, baik itu dari segi pendanaan maupun berbagai pelatihan dengan sharing budget dari PT. PHR. Saat ini juga Polbeng tengah ekspansi pembinaan UMKM di Rohul.

“Dengan bermitranya Polbeng dengan PHR dalam pendampingan pembinaan UMKM, Polbeng berhasil mendapatkan dana Matching Fund dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dengan jumlah yang berbeda dan meningkat setiap tahunnya,” jelasnya.

RJL Setara Grameen Bank Bangladesh

Kerja keras dan tekat Suci Sustari dengan Rumah Jahit Lestari nya akan setenar atau setara Grameen Bank di Bangladesh yang membantu warga miskin hal tersebut yang dibayangkan Priawansyah, Analyst Social Perfomance PHR WK Rokan.

“Selama saya mendampingi Bu Suci hampir 3 tahun dari zero to Hero, yang saya suka sering berbagi terutama ke anak anak di panti asuhan setiap lebaran dan saya mengajarkan ke Bu Suci ilmu hidup yang tidak pernah diajarkan di universitas,” kata Priawansyah.

Sekedar informasi Bank Grameen di Bangladesh adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil dan kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan jaminan. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin

Di sisi lain, Rumah Jahit Lestari merupakan program TJSL PT Pertamina Hulu Rokan di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain bidang tersebut, TJSL juga berfokus pada bidang pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, dan bantuan pasca bencana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *