Yogyakarta,— Forum Kolaboratif Townhall Muda Yogyakarta 2025 resmi digelar secara daring melalui platform Zoom, mempertemukan lebih dari 400 peserta dari berbagai daerah untuk menyuarakan gagasan, berdialog secara setara dengan para pengambil kebijakan, serta merumuskan aksi konkret dalam mendorong inovasi kewirausahaan pemuda, kamis, (4/09/2025) kemaren.
Forum ini diinisiasi oleh MUDA30, Townhall Muda by Global Future X, Pijar Foundation, dan Creative Hub FISIPOL UGM, serta melibatkan lebih dari 15 organisasi kepemudaan lintas daerah, seperti Gunungkidul Menginspirasi, Rahsa Nusantara, Desa Wisata Bukit Batu Bengkalis, iTawar, Pasar Sehat Trenggalek, hingga Komunitas Petani Muda Klaten. Kegiatan ini turut mendapat dukungan dari Kemenpora, Kementerian PPN/Bappenas, Disdikpora DIY, serta Pertamina Foundation.
Acara resmi dibuka oleh Joko Susilo (Koordinator Townhall Muda Yogyakarta), yang menegaskan pentingnya keberpihakan pada pemuda dalam setiap tahapan kebijakan publik.
“Townhall Muda bukan hanya forum diskusi, tapi panggung nyata untuk anak muda menentukan arah masa depannya. Di sini, suara pemuda didengar dan diolah menjadi rekomendasi yang akan diperjuangkan bersama,” ungkap Joko dalam sambutannya.
Pembukaan juga dihadiri oleh Rahajeng Amaragati Aryono (Program Specialist Pijar Foundation), serta Dr. Wawan Mas’udi, Dekan FISIPOL UGM. Ketiganya menyampaikan pengantar mengenai urgensi partisipasi bermakna pemuda dan kolaborasi lintas sektor di tengah tantangan ketimpangan ekonomi dan disrupsi kerja.
Forum ini mengangkat tema “Inovasi Kewirausahaan Pemuda”, yang dianggap krusial untuk menjawab keterbatasan akses ekonomi dan peluang kerja yang dihadapi generasi muda, khususnya di daerah.
Sementara itu, Forum Kebijakan Pemuda memperdalam diskusi seputar posisi pemuda dalam dokumen strategis seperti RPJMN, Rencana Aksi Nasional (RAN), hingga kebijakan di tingkat daerah.
Melalui sesi Focus Group Discussion dan Aspirasi Kebijakan, peserta diajak menyampaikan pandangan, kebutuhan lapangan, serta menyusun rekomendasi konkret yang akan dibawa ke ranah kebijakan.
Salah satu peserta, Ferdi, mahasiswa IAIN Bengkalis yang mengikuti secara daring melalui Zoom, menyampaikan kesannya terhadap forum ini.
“Buat saya pribadi, Townhall Muda sangat membuka wawasan. Di sini saya bisa mendengar langsung pandangan kebijakan nasional, sekaligus menyampaikan realitas yang kami hadapi di daerah. Ini forum yang sangat penting agar suara kami dari luar Jawa juga diakui,” ujarnya.
Ferdi juga menambahkan bahwa diskusi soal keberlanjutan usaha lokal dan model kemitraan antara pemuda, pemerintah, dan sektor swasta adalah hal yang jarang ditemui dalam forum formal lainnya.
Sebagai langkah lanjutan, Townhall Muda membentuk Task Force Kolaboratif, yang berisi perwakilan pemuda dan pemangku kepentingan. Tim ini akan mendorong implementasi proyek nyata berbasis kolaborasi multipihak, melalui skema public-community partnership di berbagai wilayah.
“Kita muda, kita masa depan. Townhall Muda hadir untuk memastikan bahwa masa depan itu dibentuk bersama pemuda dan apresiasi untuk tim Bromo Rinjani sukses menyelenggarakan kegiatan ini dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia,” pungkas Rahajeng Amaragati Aryono dalam penutupan acara.
Dengan pendekatan dialogis, inklusif, dan strategis, Townhall Muda Yogyakarta 2025 menjadi tonggak penting dalam memperkuat posisi generasi muda sebagai aktor utama dalam pembangunan Indonesia masa depan.
Turut dihadiri, Agus Mashud S. Asngari Presiden Direktur Pertamina Foundation, Massageng Widagdhaprasana Direktur CHUB FISIPOL UGM, Tribuana Desy Founder Kraosan Indonesia, Fitria Dhenok Palupi Founder Pasar Sehat Trenggalek, Didik Darmanto, S.Sos, MPA Direktur AKPO, Kementerian PPN/Bappenas, Muhammad Adsan, S.IP Asdep Bina Kepemudaan Kemenpora, Dr. Wiwik Indriyani, M.Si Kabid PSMK Disdikpora DIY, Hempri Suyatna Direktorat Kemahasiswaan UGM.***